Imei
ternyata bisa menunjukkan asal dibuatnya BB Anda, Bagaimana cara
mengetahuainya? Berikut ini cara cek IMEI Blackberry dan asal negara
pembuat BB saya copy dari status teman saya di facebook
Ketik: *#06# kemudian tekan ‘phone’ (torch tanpa
‘phone’ sudah muncul) maka akan muncul 15 digit angka nomor IMEI
BlackBerry Anda. Contoh : 316725.00.4690216. Angka ketujuh &
kedelapan nomor IMEI ini adalah 00. Itu berarti BB tersebut diproduksi di Finlandia dengan kualitas yang sangat bagus.
Jika angka ketujuh dan kedelapan adalah angka 02 atau 20, maka BB tersebut dibuat di Asia dengan kualitas yang jelek.
Jika angka ketujuh dan kedelapan adalah angka 08 atau 80, maka BB tersebut dibuat di Jerman dengan kualitas lumayan.
Jika angka ketujuh dan kedelapan adalah angka 03, maka BB tersebut dibuat di Prancis atau Canada dengan kualitas paling baik.
Jika angka ketujuh dan kedelapan adalah angka 04, maka BB tersebut limited edition dibuat khusus di Canada dengan kualitas terbaik di dunia .
Semoga berguna.
05? masih belum dipastikan sumber yg akurat tApi aman. dibuilding dari garansi resmi
Ilmu biar bermanfaat
Secret Code Samsung Android Phone
Note:
Hard Reset menghapus semua files & settings di internal memory, atau sama dengan memformat ulang firmwarenya
Warning :
Kalo sudah menekan code untuk Hard Reset, maka akan langsung hard reset,
tidak ada pilihan Cancel. Sedangkan Factory Reset hanya menghapus
account, system & aplikasi setting
*#*#4636#*#* phone information
*2767*3855# hard reset
*#*#7780#*#* factory reset
*#*#7594#*#* change end call/power option
*#*#197328640#*#* service mode
*#*#273283*255*663282*#*#* file copy screen (backup media files)
*#*#526#*#* wlan test
*#*#232338#*#* shows wifi mac address
*#*#1472365#*#* gps test Froyo Only
*#*#1575#*#* another gps test Froyo Only
*#*#232331#*#* bluetooth test
*#*#232337#*# shows bluetooth device address
*#*#8255#*#* gtalk service monitor
codes to launch various factory tests:
*#*#0283#*#* packet loopback
*#*#0*#*#* lcd test
*#*#0673#*#* melody test
*#*#0842#*#* device test (vibration test and backlight test)
*#*#2663#*#* touch screen version
*#*#2664#*#* touch screen test
*#*#0588#*#* proximity sensor test
*#*#3264#*#* ram version
codes to get firmware version information:
*#*#4986*2650468#*#* pda, phone, h/w, rfcalldate
*#*#1234#*#* pda and phone
*#*#1111#*#* fta sw version
*#*#2222#*#* fta hw version
*#*#44336#*#* pda, phone, csc, build time, changelist number
Sujud Sahwi
Sujud sahwi adalah sujud yang dilakukan sebanyak dua kali, yang
disyariatkan untuk dilaksanakan jika seseorang merasa ragu tentang
jumlah raka’at shalat atau jika dia meninggalkan hal-hal yang wajib
dalam shalat seperti tasyahud awal. Pelaksanaan sujud tersebut boleh
dilakukan sebelum maupun sesudah salam.
a) Sebab Sujud Sahwi
1) Lupa
Para ulama sepakat bahwa yang melatar-belakangi sujud sahwi adalah lupa
(ghaflah). Dan bahkan lafal “sahwi” sendiri artinya lupa, lalai, alpa.
Lupa ini mengakibatkan seseorang menambahi atau mengurangi gerakan
shalat. Sedangkan bila menambahi atau mengurangi gerakan shalat karena
sengaja, maka shalatnya batal.
# Dari Ibnu Mas‘ud radhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
”Bila kamu lupa dalam shalat, maka sujudlah dua kali (sujud sahwi).” (HR. Muslim)
2) Ragu-Ragu
Hal kedua yang melatar-belakangi sujud sahwi adalah timbulnya rasa ragu
dalam diri seseorang dalam shalat. Misalnya, seseorang ragu-ragu apakah
sudah tiga raka’at atau baru dua raka’at.
Dalam kondisi ini para ulama sepakat bahwa tindakan yang harus
diambil saat itu adalah kembali kepada apa yang lebih diyakini yaitu
bilangan yang lebih sedikit lalu melakukan sujud sahwi. Dalilnya adalah:
# Dari Abi Said al-Khudhri radhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
”Bila seseorang merasa ragu dalam shalatnya, dan tidak tahu sudah
berapa raka’at, tiga atau empat, maka hendaklah membuang ragunya itu dan
lakukan apa yang diyakini. Kemudian hendaklah sujud dua kali sebelum
salam.” (HR. Muslim)
b) Cara Sujud Sahwi
Cara sujud shawi sama dengan sujud pada umumnya. Jumlahnya dua kali diselingi duduk di antara dua sujud.
c) Waktu Mengerjakan Sujud Sahwi
Ada perbedaan ulama dalam masalah ini:
1) Madzhab Al-Hanafiyah
Al-Hanafiyah mengatakan bahwa sujud sahwi itu dilakukan sesudah salam
pertama, baik karena kelebihan atau karena kekurangan dalam shalat.
Caranya menurut madzhab ini adalah bertasyahud lalu mengucapkan salam
sekali saja, lalu sujud lagi (sujud sahwi) kemudian bertasyahud lagi
salu bersalam. Bila saat salam pertama dilakukan dua kali salam, maka
tidak boleh lagi sujud sahwi.
2) Madzhab Al-Malikiyah Dan Sebuah Riwayat Dari Imam Ahmad bin Hanbal
Sedangkan Al-Malikiyah dan menurut sebuah riwayat dari Imam Ahmad bin
Hanbal, bahwa harus dibedakan sujud sahwi berdasarkan bentuk lupanya.
Bila lupanya adalah kekurangan dalam gerakan shalat, maka sujud sahwi
dilakukan sebelum salam. Dan sebaliknya bila kelebihan gerakan, maka
sujudnya sesudah salam atau setelah selesai shalat. Dalilnya adalah
hadits:
# Dari Abdullah bin Malik bin Buhainah radhiyallahu anhu, ia berkata:
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berdiri dari
raka’at kedua shalat Dzuhur tanpa melaksankan duduk (tasyahud awal)
terlebih dahulu, kemudian setelah beliau menyelesaikan shalatnya beliau
sujud dua kali kemudian mengucapkan salam setelahnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Sedangkan bila lupa yang menyebabkan kelebihan gerakan shalat, maka sujudnya sesudah salam. Dalilnya adalah hadits:
# Dari Abdullah bin Mas‘ud radhiyallahu anhu, ia berkata:
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat bersama kami lima
raka’at. Lalu kami bertanya,”Apakah ada perubahan (tambahan) dalam
shalat?” Beliau bertanya ”Memangnya kenapa?”. ”Anda shalat lima raka’at
wahai Rasulullah”, jawab kami. “Sesungguhnya aku adalah manusia seperti
kalian, jadi aku mengingat seperti kalian mengingat dan lupa seperti
kalian lupa.” Lalu beliau sujud dua kali.” (HR. Muslim)
3) Madzhab Asy-Syafi’iyyah Dan Madzhab Al-Hanabilah
Asy-Syafi‘iyyah dan juga riwayat dari Imam Ahmad bin Hanbal mengatakan bahwa sujud sahwi itu dilakukan sebelum salam.
4) Mengikuti Apa Yang Pernah Dialami Rasulullah
Akan lebih baik jika kita mengikuti sunnah Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam jika kita mengalami apa yang pernah dialami oleh
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
i) Kekurangan Raka’at Karena Lupa
# Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata:
“Kami melaksanakan shalat Dzuhur atau Ashar bersama Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian beliau salam. Maka Dzulyadain
bertanya pada beliau: “Wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
apakah engkau mengurangi shalat (mengqasharnya)? Maka Nabi bertanya
kepada para sahabatnya: “Apakah benar yang dikatakannya?” Mereka
menjawab: “Ya” Kemudian beliau menambah dua raka’at lalu melaksanakan
sujud dua kali.” (Muttafaq’alaih)
# Sa’ad berkata:
“Aku melihat Urwah bin Zubair melaksanakan shalat Maghrib dua
raka’at, kemudia beliau salam dan berbincang-bincang kemudian beliau
menambah raka’at yang kurang dan sujud dua kali. Lalu ia berkata:
“Inilah yang diperbuat oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam” (HR. Bukhari dan Muslim)
ii) Kelebihan Raka’at Karena Lupa
# Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu anhu, ia berkata:
“Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melaksanakan
shalat Dzuhur lima raka’at, kemudian ketika beliau salam ditanyakan
pada beliau: Apakah shalat telah ditambah? Nabi balik bertanya: Apa itu?
Para sahabat menjawab: Anda shalat lima raka’at. Kemudian beliau sujud
dua kali.” (HR. Bukhari dan Muslim)
iii) Apabila Ragu Tentang Jumlah Raka’at Shalat Yang Telah Dilakukan
# Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Jika salah seorang diantara kalian merasa ragu dalam shalatnya,
maka hendaklah dia memilih yang paling benar kemudian hendaklah dia
menyempurnakan shalatnya kemudian hendaklah dia salam kemudian sujud dua
kali.” (HR. Bukhari dan Muslim)
iv) Apabila Lupa Melaksanakan Tasyahud Awal
# Dari Abdullah bin Malik bin Buhainah radhiyallahu anhu, ia berkata:
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berdiri dari
raka’at kedua shalat Dzuhur tanpa melaksankan duduk (tasyahud awal)
terlebih dahulu, kemudian setelah beliau menyelesaikan shalatnya beliau
sujud dua kali kemudian mengucapkan salam setelahnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
d) Bacaan Sujud Sahwi
Tentang lafal yang dibaca saat sujud sahwi, umumnya para ulama
menyatakan bahwa do’a sujud sahwi adalah sama dengan do’a ketika sujud
dalam shalat.
Meskipun demikian ada juga yang berpendapat bahwa bacaan do’a ketika sujud sahwi adalah: “Subhaana Man Laa Yanaamu Walaa Yashu (Maha Suci Dzat Yang tidak pernah tidur dan tidak pernah lupa)”.
Keterangan tentang itu ada pada kitab-kitab fiqih antara lain tulisan
Ibnu Nawawi Al-Jawi yang bernama Nihayatuz Zain pada juz 1 halaman 81
dan kitab Hasyiah At-Tahawiyah ‘Ala Maraqil Falah karya At-Tahawi
Al-Hanafi juz 1 halaman 298. Namun sayangnya, kedua kitab itu tidak
mencantumkan dalil apakah lafal tersebut dari perbuatan Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam atau bukan.